Bona Septano Putuskan Gantung Raket

Sunday



Teka teki berpisahnya Fran Kurniawan dan Bona Septano akhirnya terjawab sudah. Setelah akhir tahun 2013 kedua pasangan ini bersama sampai dengan awal tahun 2014, Fran Kurniawan kini memang tampil bersama dengan Agripinna Prima Rahmanto Putra. Usut punya usut punya usut ternyata karena Bona Septano memtuskan gantung raket dan pensiun dari bulutangkis.

Bona Septano merupakan saudara kandung dari Markis Kido dan Pia Zebadiah Bernadeth. Pemain yang besar di klub PB Jaya Raya ini merupakan salah satu pemain besar Indonesia saat bersama dengan Mohammad Ahsan di era tahun 2010-an. Bahkan ia dan Mohammad Ahsan merupakan juara Sea Games 2011 di Jakarta.

Semenjak akhir tahun 2012, Bona memang tak lagi tampil bersama dengan Ahsan. Ia sempat berduet dengan Afiat Yuris Wirawan namun kemudian tak berlangsung lama. Prestasi yang stagnan membuat ia duet bersama dengan Fran Kurniawan. Sayang,setelah berhasil menjadi juara di Vietnam Grand Prix 2014, Bona dan Fran malah terdegradasi dari pelatnas PBSI.

Kini jalan hidup sudah dipilih oleh pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, Indonesia, 22 September 1987 ini. Ia tak lagi akan bisa dilihat di lapangan bulutangkis. Namun suatu saat kamu mungkin bisa bertemu dengan pemain yang pernah mencapai peringkat 6 dunia di udara. Bona memutuskan gantung raket dan akan menjalani profesi sebagai penerbang. Ia akan melajutkan studinya di sekolah penerbang yang akan jadi awal karirnya.

Seandainya nanti kamu bertemu dengan beliau, jangan lupa say hello atau tatap muka dengan sang idola yang sangat akrab dengan sang adik Pia Zebadiah Bernadeth. Hidup itu adalah pilihan dan inilah pilihan yang diambil oleh semi finalis BWF World Badminton Championships tahun 2011. So, congratulation Bona for your choice and thank you very much for your passion and anything for Badminton Indonesia. Good luck in new place.

Berikut ini catatan prestasi dari Bona Septano dari berbagai sumber

2008 : Perempat Final DJARUM INDONESIA SUPER SERIES 2008 (bersama Mohammad Ahsan), Perempat Final Chinese Taipei Grand Prix Gold (bersama Mohammad Ahsan), Runner – up Yonex Japan Super Series 2008 (bersama Mohammad Ahsan)

2009 : Perempat final YONEX KOREA SUPER SERIES 2009 (bersama Mohammad Ahsan), Perempat final Yonex All England Open Super Series 2009 (bersama Mohammad Ahsan), Juara BINGO BONANZA PHILIPPINE GRAND PRIX GOLD 2009 (bersama Mohammad Ahsan), Perempat final YONEX FRENCH SUPER SERIES 2009 (bersama Mohammad Ahsan)

2010 : Perempat final DJARUM INDONESIA OPEN SUPER SERIES 2010 (bersama Mohammad Ahsan), Semi final JAPAN SUPER SERIES 2010 (bersama Mohammad Ahsan), Juara VIETNAM GRAND PRIX 2010 (bersama Mohammad Ahsan), Juara INDONESIA GRAND PRIX GOLD 2010 (bersama Mohammad Ahsan), Perempat final YONEX-SUNRISE Hong Kong Open Super Series 2010 (bersama Mohammad Ahsan)

2011 : Semi final PROTON MALAYSIA OPEN SUPER SERIES 2011 (bersama Mohammad Ahsan), Perempat final Yonex All England Open Badminton Championship 2011 (bersama Mohammad Ahsan), Perempat final WILSON Swiss Open Grand Prix Gold 2011 (bersama Mohammad Ahsan), Perempat final YONEX-SUNRISE Malaysia Open Grand Prix Gold 2011 (bersama Mohammad Ahsan), Semi final DJARUM INDONESIA OPEN SUPER SERIES Premier 2011 (bersama Mohammad Ahsan), Semi final Yonex BWF World Championships 2011 (bersama Mohammad Ahsan), Perempat final Li NING China Masters (bersama Mohammad Ahsan), Runner – up YONEX Open Japan (bersama Mohammad Ahsan), Juara Bankaltim Indonesia Open GP Gold 2011 (bersama Mohammad Ahsan), Juara Sea Games 2011 (bersama Mohammad Ahsan), Perempat final Li Ning BWF World Superseries Finals 2011 (bersama Mohammad Ahsan)

2012 : Perempat final YONEX All England Open Badminton Championships 2012 (bersama Mohammad Ahsan), Semi final Li Ning Singapore Open 2012 (bersama Mohammad Ahsan)

2014 : Semi Finalis Yonex Chinese Taipei Open Grand Prix Gold 2014 (bersama Fran Kurniawan); Juara Vietnam Badminton Open Championships Grand Prix 2014 (bersama Fran Kurniawan)

source : www.alwaysbadminton.com

Axiata Cup 2014 : Indonesia Hajar Malaysia 4-0

 


Jakarta (ANTARA News) - Tim bulutangkis Indonesia menghajar Tim Malaysia 4-0 dalam babak penyisihan turnamen Axiata Cup 2014 hari ketiga yang berlangsung di Stadion Britama Arena Jakarta, Sabtu.

"Para pemain hari ini bermain maksimal dan baik. Saya berterimakasih kepada mereka. Kami perkirakan Malaysia dapat poin tapi justru kita menang penuh," kata Manajer Tim Indonesia Aryono Miranat dalam jumpa pers setelah pertandingan.

Aryono mengatakan partai pembuka tunggal putra yang diwakili Dionysius Hayom Rumbaka dan tunggal putri yang diwakili Bellaetrix Manuputty menjadi partai penentu kemengan Indonesia.

"Setelah kalah 2-0 pada partai pembuka, Malaysia semakin terbebani untuk mengejar skor," kata koh Ar, sapaan Aryono.

Pada kategori tunggal putra, Hayom menundukkan wakil Malaysia Chong Wei Feng dengan skor 21-19 dan 21-11 dalam pertandingan selama 38 menit.

Bellaetrix, pada kategori tunggal putri, mengalahkan pebulu tangkis Negeri Jiran Tee Jing Yi dalam pertandingan selama 28 menit dengan skor 21-8 dan 21-10.

Sementara, pada kategori ganda putra, Muhammad Ahsan/Markis Kido menghabisi pasangan Malaysia Tan Boo Heong/Tan Wee Kiong dengan skor 21-17 dan 21-13 dalam pertandingan selama 29 menit.

Dan pada kategori ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir juga sukses meraih kemenangan dengan menundukkan Chan Peng Soon/Lai Pei Jing dengan skor 21-13 dan 21-16 dalam pertandingan selama 32 menit.

Hayom mengakui pertandingan pertamanya melawan Wei Feng merupakan pertandingan pembuka yang menentukan dan punya tekanan lebih berat untuk keseluruhan tim.

"Cara mengatasi tekanan ya dengan bermain tenang. Saya tidak berpikir apakah menang atau kalah yang penting mendapat poin demi poin," kata Hayom.

Bella juga mengakui partainya melawan Jing Yi juga menjadi partai penentu dengan tekanan tinggi meski dapat menguasai pertandingan setelah game pertama.

"Lawan tampaknya bermain kurang bagus karena dia banyak melakukan kesalahan sendiri karena pada Axiata Cup 2013 untuk menang dari dia agak susah," kata Bella.

Indonesia, dari hasil pertandingan hari ketiga, memperoleh total poin 168 dan Malaysia meraih poin 107.

Di sisi lain, Manajer Tim Malysia Pang Cheh Chang mengatakan timnya berusaha mengejar perolehan dua poin melawan Tim Indonesia terutama pada partai pembukaan.

"Apa yang terjadi pada hari ini kami ambil sebagai pelajaran. Pada pertandingan berikutnya kami berusaha bermain lebih baik," kata Cheh Chang.

Manajer sekaligus pelatih Malaysia itu mengatakan ketidakhadiran Lee Chong Wei bukan alasan kekalahan timnya di Axiata Cup 2014 meski jika Chong Wei hadir akan lebih bagus untuk tim.

Babak penyisihan Axiata Cup 2014 digelar mulai Kamis (27/11) di Stadion Britama Arena Jakarta hingga Rabu (3/12). Sedangkan babak semifinal dan final akan digelar pada Sabtu (6/12) dan Minggu (7/12) di Kuala Lumpur Badminton Stadium Kuala Lumpur.

Panitia kejuaraan berhadiah total satu juta dolar AS itu menetapkan harga tiket masuk sebesar Rp 75 ribu untuk kelas VIP dan Rp 25 ribu untuk kelas reguler.


source : www.antaranews.com

Axiata Cup 2014 : Schedule of Play

Wednesday

Wihiiii....
Besok Axiata Cup udah mulai nih..

Berikut jadwal selengkapnya



Untuk berita-berita selanjutnya, tetap stay di badmintonits.blogspot.com

cr : owner
source : @beeldotcom

Hongkong Open 2014 : Ahsan/Hendra Angkat Tropi Ketiga

Monday



Menangi pertarungan seru melawan Liu Xiaolong/Qiu Zihan, pasangan ganda putra andalan Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan sukses naik podium juara di ajang Hong Kong Open Super Series 2014. Hendra/Ahsan menang lewat laga rubber game atas pasangan asal Tiongkok ini dengan skor 21-16, 17-21, 21-15.

“Selamat atas gelar juara yang diraih Hendra/Ahsan di ajang Hong Kong Open Super Series 2014. Kemenangan ini membuktikan bahwa betapa pentingnya kerjasama yang baik dengan partner di lapangan. Semoga prestasi ini dapat diikuti oleh pemain-pemain lainnya,” kata Ketua Umum PP PBSI Gita Wirjawan.

“Kami bersyukur akan gelar ini, hasilnya jauh lebih baik dari turnamen yang kami ikuti sebelumnya di China Open Super Series Premier 2014,” ujar Ahsan yang dijumpai usai pertandingan.
Berlangsung selama 62 menit, pertandingan berjalan seru dan menegangkan. Terutama di game kedua dimana Hendra/Ahsan tak dapat menguasai permainan, meskipun telah memimpin perolehan angka. Satu poin pun sangat sulit dibekukan Hendra/Ahsan, kesalahan beruntun juga dilakukan pasangan rangking tiga dunia ini hingga akhirnya harus merelakan dimainkannya game penentuan.

Sempat ketinggalan 7-11 di game ketiga, Hendra/Ahsan langsung tancap gas usai interval game tersebut. Juara All England 2014 ini tak mau lagi kecolongan dan terus mengungguli Liu/Qiu hingga 15-12. Terlalu jauh untuk mengejar, Liu/Qiu akhirnya menyerah dengan skor cukup jauh.

“Saat tertinggal, lapangan kami melawan arah angin, jadi saya banyak tertekan dan pengembalian saya banyak yang tanggung, Ini menguntungkan buat lawan,” papar Hendra.

“Pasangan Tiongkok ini punya permainan yang cepat dan tenaga mereka kuat. Pada pertandingan tadi, kami bisa mengimbangi dan adu kecepatan dengan mereka,” Ahsan menambahkan kunci kemenangan mereka.

Kemenangan ini sekaligus memperbaiki rekor pertemuan Hendra/Ahsan atas Liu/Qiu menjadi 1-2. Gelar juara Hong Kong Open Super Series 2014 merupakan gelar ketiga bagi pasangan ini setelah All England 2014 dan Asian Games 2014. Dengan hasil ini, maka performa tim Indonesia juga lebih baik dari tahun lalu dimana pencapaian tertinggi hanya datang dari Sony Dwi Kuncoro sebagai runner up di tunggal putra.

Dengan berakhirnya Hong Kong Open Super Series 2014, maka selesai sudah gelaran super series untuk tahun ini. Para pemain terpilih akan mengikuti ajang BWF Super Series Finals 2014 pada Desember mendatang, termasuk Hendra/Ahsan.

“Semoga kami bisa mempertahankan gelar juara di BWF Super Series Finals 2014, yang paling penting adalah persiapan kami maksimal menuju turnamen ini,” tutur Hendra.
Tiongkok masih menguasai perolehan gelar juara di turnamen Hong Kong Open yang berhadiah total 350 ribu dollar AS ini dengan membawa pulang tiga gelar juara. Berikut hasil selengkapnya :
 
Ganda Putri
Tian Qing/Zhao Yunlei (2/CHN) vs Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo (1/JPN) 21-13, 21-13

Tunggal Putri
Tai Tzu Ying (6/TPE) vs Nozomi Okuhara (JPN) 21-19, 21-11

Tunggal Putra
Son Wan Ho (6/KOR) vs Chen Long (1/CHN) 21-19, 21-16

Ganda Campuran
Zhang Nan/Zhao Yunlei (1/CHN) vs Xu Chen/Ma Jin (2/CHN) 21-14, 21-19

Ganda Putra
Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (2/INA) vs Liu Xiaolong/Qiu Zihan (6/CHN) 21-16, 17-21, 21-15

source : www.alwaysbadminton.com

Hongkong Open 2014 : Greysia/Nitya Dapatkan Tiket Semifinal

Friday



Seperti sudah diperkirakan, laga perempat final ganda putri di Hong Kong Open Super Series 2014 antara Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari melawan Reika Kakiiwa/Miyuki Maeda (Jepang) berlangsung alot. Greysia/Nitya kembali membuktikan bahwa mereka mampu tampil lebih gigih dari pemain-pemain Negeri Sakura yang terkenal akan keuletannya.

Meski berlangsung hanya dua game, namun pertandingan begitu panjang dengan durasi 72 menit dengan skor akhir 21-15, 23-21 untuk kemenangan Greysia/Nitya. Pasangan Indonesia rangking 10 dunia ini menjadi wakil Merah-Putih pertama yang mengamankan tiket babak semifinal di turnamen berhadiah total 350 ribu dollar AS ini.
 

Kemenangan atas Reika/Maeda juga memperbaiki rekor pertemuan Greysia/Nitya atas ganda putri rangking enam dunia ini menjadi 2-2. Pada pertemuan sebelumnya di babak perempat final Asian Games 2014, Greysia/Nitya juga menang straight game dengan skor 22-20, 21-17.
 

Pada pertandingan yang berlangsung di stadion Hong Kong Coliseum, Greysia/Nitya menang dengan meyakinkan di game pertama. Namun hal yang berbeda terjadi di game kedua dimana tiap pasangan terlihat ngotot memperebutkan satu demi satu poin. Tak heran jika pertandingan berlangsung sangat panjang, satu poin yang dihasilkan tiap pasangan hampir selalu diraih lewat reli-reli panjang khas permainan ganda putri.
 

“Pada game pertama kami lebih banyak bermain defense, tetapi ada juga balik serangnya. Memang ini strategi yang kami siapkan dari awal. Namun di game kedua, lawan mengubah permainan dan balik serang, jadi perolehan angka lebih ramai,” kata Nitya menjelaskan pertandingannya

 
“Game pertama menjadi kunci kemenangan kami, kemenangan di game pertama membuat kami secara mental merasa sudah unggul dan lebih yakin,” ujar Greysia ketika ditanya kunci kemenangan adu setting yang menegangkan di game kedua.
 

Pasangan ganda putri Indonesia ini juga tampaknya semakin percaya diri setelah memenangkan medali emas ganda putri di Asian Games 2014 dimana mereka mampu menggulingkan ganda putri terbaik di Asia termasuk dari Jepang, Taiwan, hingga Tiongkok.
 

“Kami memang banyak belajar, kalahnya dimana. Soal mental juga berpengaruh. Semoga ini menjadi pelajaran buat pemain junior, bahwa melawan siapa saja kita sebetulnya bisa. Kan di latihan juga sama yang dipelajari, jadi saat bertanding mentalnya harus dicamkan kalau kita kuat, ini yang membuat kami bertahan,” ungkap Greysia.
 

Sementara itu, tiga wakil Indonesia juga akan bertanding di babak perempat final hari ini. Mereka adalah pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Debby Susanto dan Riky Widianto/Richi Puspita Dili serta pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. (PBSI)

Hongkong Open 2014 : Owi/Debby Siapkan Extra Stamina Hadapi Xu/Ma



Tantangan sudah menanti pasangan dadakan Tontowi Ahmad/Debby Susanto di babak perempat final Hong Kong Open Super Series 2014. Pasangan Indonesia ini akan berhadapan dengan unggulan kedua yang juga peraih medali perak Olimpiade London 2012, Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok).

Tontowi/Debby bukannya tak pernah bertanding melawan Xu/Ma, namun kala itu mereka masih berpasangan dengan partner masing-masing. Tontowi bersama Liliyana Natsir, Debby bersama Muhammad Rijal. Baik Tontowi/Debby sama-sama mengaku tidaklah mudah menghadapi Xu/Ma yang merupakan pasangan yang berpengalaman dan sudah menjadi langganan juara. Namun keduanya memastikan bahwa pertandingan kontra pasangan rangking dua dunia tersebut akan sangat menguras stamina.

“Kami baru saja dipasangkan, jadi kami menghadapi pertandingan ini tanpa beban. Target di turnamen ini adalah main sebagus mungkin,” kata Tontowi soal laga perempat final melawan Xu/Ma.
“Melawan Xu/Ma harus siap capek, soal strategi yang akan diterapkan seperti apa, ya kita lihat saja di lapangan nanti. Yang pasti kami hajar saja lah, bermain saja sebaik-baiknya,” papar Debby.

Xu Chen dan Ma Jin boleh dikata merupakan musuh bebuyutan dari pasangan Indonesia Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir. Pertemuan kedua ganda campuran ini sendiri sudah terjadi sebanyak 16 kali dimana skor head to head untuk pasangan China dengan 10-6. Pertemuan terakhir keduanya terjadi di babak semi final Yonex French Open Super Series 2014 dimana Owi dan Butet menjadi kampiun.

Bagi Debby, ini merupakan pertemuan ke-empatnya dengan runner up Kejuaraan Dunia tahun 2013 dan 2014 ini, Bersama Praveen, Debby memang sama sekali belum penah bertemu dengan keduanya sedangkan saat bersama Muhammad Rijal, ia pernah menang sekali dan kalah dua kali.

Dengan hasil rekor head to head keduanya,maka memang peluang Owi dan Debby untuk bisa menang dan melaju ke babak selanjutnya memang akan sangat cukup besar asal mau capek dan menerapkan taktik permainan yang benar.

Source : www.alwaysbadminton.com

Hongkong Open 2014 : Greysia/Nitya Wakil Terakhir Ganda Putri Indonesia



Indonesia menambah satu wakil ke babak perempat final Hong Kong Open Super Series 2014 lewat pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari. Sebelumnya di nomor ganda campuran, Tontowi Ahmad/Debby Susanto sudah lebih dulu mengamankan satu tempat di babak delapan besar turnamen berhadiah total 350 ribu dollar AS ini.

Greysia/Nitya lolos setelah menyingkirkan wakil Singapura, Yu Yan Vanessa Neo/Shinta Mulia Sari, dengan dua game langsung, 21-15, 21-13. Kemenangan ini menjadi kemenangan pertama Greysia/Nitya atas pasangan baru Singapura ini. Vanessa/Shinta merupakan kombinasi pasangan baru, sebelumnya Shinta berpasangan dengan Yao Lei yang baru saja gantung raket usai Asian Games 2014.

“Kombinasi Shinta/Yao memang lebih solid, karena mereka rangkingnya sudah bagus dan lebih banyak pengalaman, jadi lebih percaya diri ada di top level,” tutur Greysia kepada Badmintonindonesia.org.

Pasangan Indonesia yang merupakan peraih medali emas Asian Games 2014 ini tampil begitu percaya diri sejak game pertama. Unggul jauh 6-1 di awal permainan, Greysia/Nitya tak terbendung dan berlari hingga kedudukan 15-9. Pertahanan yang rapat dipadukan dengan serangan tajam yang dilancarkan Greysia/Nitya membuat Vanessa/Shinta kewalahan hingga akhirnya mesti menyerah straight game.

“Dari awal permainan, kami langsung bermain menyerang, kebetulan di game pertama kami dapat lapangan yang searah dengan arah angin, jadi lebih enak menyerangnya. Tetapi kami memang sudah mempersiapkan diri untuk bermain menyerang, karena kalau sudah diserang lebih dulu akan sulit,” ujar Nitya soal pertandingan.

“Walaupun menang straight game, tetapi kami tidak bilang ini mudah juga. Mereka bukan pemain baru, jadi memang kami sudah siap sejak sebelum bertanding. Melihat kondisi lapangan dan lawan, kami tidak bisa lengah. Ibaratnya mereka kalau dikasih kesempatan sedikit, pertandingan bisa jadi alot,” tambah Greysia

Sumber : www.badmintonindonesia.org
Dikutip dari : www.alwaysbadminton.com

Hongkong Open 2014 : Praveen/Butet Tersingkir lebih Awal

Thursday



Meskipun harus menderita kekalahan di babak kedua Hong Kong Open Super Series 2014, namun Praveen Jordan mengaku banyak memetik pelajaran dari Liliyana Natsir yang menjadi pasangannya saat laga melawan pasangan unggulan ketiga asal Inggris, Chris Adcock/Gabrielle Adcock.

Praveen yang biasanya berpasangan tetap dengan Debby Susanto, tengah dicoba berpartner dengan seniornya, Liliyana Natsir. Kolaborasi Praveen/
Liliyana harus terhenti usai mereka ditaklukkan duo Adcock dengan skor 18-21, 11-21 dengan durasi pertandingan selama 32 menit.
“Cik Butet orangnya ngebimbing banget, saya menikmati berpasangan dengan dia. Seharusnya saya bisa memanfaatkan momen berpasangan dengan dia sebaik-baiknya,
namun sayang kami harus kalah,” kata Praveen kepada Badmintonindonesia.org.
 

“Banyak sekali pelajaran yang saya dapat dari kesempatan berpasangan dengan cik Butet. Diantaranya adalah bahwa komunikasi itu penting. Di game kedua walau kami ketinggalan jauh, dia terus memberi dukungan kepada saya dan kami terus berkomunikasi. Tidak ada beban sama sekali berpasangan dengan cik Butet, walaupun dia lebih senior dari saya,” tuturnya menjelaskan.
 

Sementara itu Liliyana mengungkapkan faktor kekalahan mereka kontra juara bertahan tersebut. Disebutkan Liliyana, Chris/Gabrielle memang tampil cukup baik dan tak mudah untuk ditaklukkan. Praveen/Liliyana juga baru bertanding bersama di turnamen ini dan langsung dihadapkan dengan pasangan unggulan, sehingga kekompakkan masih menjadi isu buat mereka berdua. Ditambah lagi, Praveen mengaku catatan rekor pertemuannya dengan pasangan Eropa ini tidak begitu menggembirakan.
 

“Memang masih agak kagok ya, tadi beberapa kali raket kami beradu saat berebut mengambil bola di tengah lapangan. Selain itu, rekor pertemuan Praveen melawan Duo Adcock juga kurang bagus. Sebelumnya saat berpasangan dengan Vita (Marissa) dan Debby (Susanto) juga pernah kalah,” kata Liliyana.
 

“Di game pertama kami sudah bisa mengatur ritme, tetapi begitu kehilangan poin beruntun, Praveen jadi goyang. Beberapa kali bola atas yang menjadi kelebihannya tidak dapat menembus lawan dan dia jadi ragu-ragu. Saya sampaikan pada dia untuk rileks saja, mungkin dia mau tampil bagus dan perfect tetapi tidak sesuai harapan, jadi dia tidak bisa mengontrol dirinya dan ini kelihatan sekali di lapangan. Praveen harus banyak belajar lagi dan cari pengalaman bertanding lebih banyak lagi,” beber Liliyana.
 

Dengan hasil ini, maka sektor ganda campuran meloloskan dua wakil ke babak delapan besar lewat pasangan Tontowi Ahmad/Debby Susanto dan Riky Widianto/Richi Puspita Dili. Tontowi/Debby melenggang ke babak perempat final usai mengalahkan Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam (Thailand), 21-16, 21-14. Sedangkan Riky/Richi menang WO atas Ko Sung Hyun/Kim Ha Na (Korea). (PBSI)

Hongkong Open 2014 : Praveen-Butet Jumpa Juara Bertahan




Pasangan ganda campuran Indonesia yakni Praveen Jordan dan Debby Susanto akan tampil di babak 16 besar turnamen bulutangkis Yonex Sunrise Hongkong Open Super Series 2014 dengan menghadapi ganda campuran unggulan ketiga yang juga merupakan juara betahan Yonex Sunrise Hongkong Open tahun 2013 yakni The Adcocks.

Setelah kemenangan atas ganda campuran Belanda di babak 32 besar, Pasangan senior dan junior ini kembali akan bertemu pemain Eropa yang dipastikan kali ini tak akan mudah karena lawan yang cukup berpengalaman dan prestasai yang cukup baik pernah diukir oleh suami istri asal Inggris berperingkat 5 dunia ini.

Owi dan Praveen sendiri sudah cukup berpengalaman bertemu dengan pasangan yang menikah tahun lalu dan langsung mengangkat gelar di Hongkong Open 2013 setelah mengalahkan Cheng Liu dan Bao Yixin dari China. Saat bersama dengan Debby Susanto, Praveen sudh dua kali bertemu dengan pemain pelatnas Milton Keynes ini dan sayangnya harus kalah dua kali yaitu di turnamen Yonex French Open Super Series 2014 dan Swiss Open 2014 saat Adcock menjadi juara.

Bagi Liliyana Natsir ini menjadi kali kesekian baginya untuk berjumpa dengan Chris dan Gabrielle. Sebelumnya ia sudah pernah berjumpa sebanyak empat kali dan unggul head to head dengan 3-1. Perjumpaan terakhir mereka terjadi saat berjumpa di babak final Yonex French Open Super Series 2014. Kala itu Owi dan Butet tampil menggila untuk menyudahi perlawanan keduanya dalam dua set langsung.

source : www.alwaysbadminton.com

Ganda Campuran yang Tertukar

Tuesday


Sudah beberapa bulan yang lalu terdengar kabar bercerainya pasangan ganda campuran terbaik Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, membawa pro dan kontra dari pecinta bulutangkis tanah air.

PBSI memutuskan untuk memecah ganda yang menempati peringkat 2 dunia tersebut. Banyak gelar prestisius yang mampu diraih keduanya. Dari juara All England 3 kali berturut-turut (2012-2014) sampai Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, China.

Demikian pula untuk ganda campuran pelapis Pelatnas, Debby Susanto/Praveen Jordan, yang belum lama dipasangkan, dipisah lagi.

Kini, di Hongkong Open Super Series 2014, 2 ganda campuran racikan baru pelatnas mencoba peruntungannya. Praveen Jordan/Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad/Debby Susanto keduanya kini mengejar gelar di Hongkong.

Bagaimana penampilan kedua ganda terbaik Indonesia ini nantinya? Terus ikuti berita tentang mereka di Yonex Sunrise Hong Kong Open Super Series 2014.

Selamat Hari Pahlawan

Monday


Selamat Hari Pahlawan dan Dirgahayu ITS ke-54..
Semoga ITS makin jaya!